★ janganbersedih68.blogspot.com
Mengingat dan mengenang masa lalu,
kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan
bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad
dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas
masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat,
lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam
'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak
tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis.
Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya
lagi, keresahan tak akan sanggup
memperbaikinya kembali, kegundahan tidak
akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat
menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa
lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan
masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya
terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air
mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu,
keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa
Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi
yang sangat naif, ironis, memprihatinkan,
dan sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya
akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu
yang sangat berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi
suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan,
"Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis,
maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman
dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu,
adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji
serbuk kayu. Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi
masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari
kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan
binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau
tidak menarik gerobak?" "Aku benci khayalan," jawab keledai.
Adalah bencana besar, manakala kita rela
mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama
halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi
puingpuing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu
untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan
pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
Oleh : DR. Aid Al Qarni