★ janganbersedih68.blogspot.com
Orang cerdik akan berusaha merubah
kerugian menjadi keuntungan. Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah
menjadi bertumpuk dan berlipat ganda. Ketika Rasulullah s.a.w. diusir dari
Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil
membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab di telinga dan mata
sejarah.
Ahmad ibn Hanbal pernah dipenjara dan
dihukum dera, tetapi karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu
madzhab. Ibnu Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia
banyak melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun,
tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid.
Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia berhasil menyelesaikan karya
besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan
an-Nihayah, salah satu buku paling
terkenal dalam hadits.
Demikian halnya dengan Ibnul-Jawzy, ia
pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu ia menguasai qiraah sab'ah.
Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu
melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para
penyair besar zaman Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali
mati meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyiannyanyian
puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap
pendengarnya tersihir, memaksa sejarah
untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.
Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah,
Anda harus melihat sisi yang paling terang darinya. Ketika seseorang memberi
Anda segelas air lemon, Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika
mendapat hadiah seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan
tinggalkan bagian tubuhnya yang lain. Ketika disengat kala jengking, ketahuilah
bahwa sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari bahaya
bisa ular.
Kendalikan diri Anda dalam berbagai
kesulitan yang Anda hadapi! Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan
bunga mawar dan melati yang harum kepada kami. Dan, [Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.] (QS. Al-Baqarah : 216)
Sebelum terjadi revolusi besar di
Perancis, konon negara itu pernah memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah
seorang dari keduanya sangat optimistis dan yang seorang lagi pesimistis bahwa
revolusi dan perubahan akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama
melongokkan kepala melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan
yang optimistis selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang
gemerlap di langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Adapun sastrawan
yang pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam di
depan penjara, dan kemudian menangis sedih.
Oleh : DR Aid Al Qarni