★
janganbersedih68.blogspot.com
Kebajikan
itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan kebaikan sebaik rasanya.
Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah
mereka yang melakukannya. Mereka akan merasakan "buah"nya seketika
itu juga dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga, mereka pun selalu
lapang dada, tenang, tenteram dan damai.
Ketika
diri Anda diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama
manusia, niscaya Anda akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Sedekahilah
orang yang papa, tolonglah orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang
yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit,
dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya Anda akan merasakan
kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan Anda!
Perbuatan
baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi
pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan manfaat psikologis
dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik
orang-orang yang berhati baik dan bersih.
Menebar
senyum manis kepada orang-orang yang "miskin akhlak" merupakan
sedekah jariyah. Ini, tersirat dalam tuntunan akhlak yang berbunyi, "... meski engkau hanya menemui saudaramu
dengan wajah berseri." (Al-Hadits). Sedang kemuraman wajah merupakan
tanda permusuhan sengit terhadap orang lain yang hanya diketahui terjadinya
oleh Sang Maha Gaib.
Seteguk
air yang diberikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang kehausan dapat
membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ini merupakan bukti bahwa
Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha Pemaaf, Maha Baik dan sangat
mencintai kebajikan, serta Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Wahai
orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, kecemasan dan
kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan, sibukkan diri kalian
dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong, dan meringankan beban sesama.
Dengan semua itu, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan dalam semua
sisinya : rasa, warna, dan juga hakekatnya.
[Padahal tidak
ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi
(dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabb-nya Yang Maha
Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.]
(QS.
Al-Lail : 19-21)Oleh : DR Aid Al Qarni